Mendengar kata kecapi, identik dengan alat musik asal Jawa Barat yang cara memainkannya dengan dipetik. Tapi, tahukah Anda bahwa kecapi juga adalah nama dari buah-buahan? Ada yang menyebutnya sebagai sentul atau ketuat, dengan nama ilmiah Sandoricum koetjape.
Pohonnya menjulang tinggi dengan cabang yang banyak. Buahnya berbentuk bulat serupa bola tenis, berwarna hijau kekuningan dan kuning bila sudah masak. Daging buah kecapi berwarna putih yang melekat dengan bijinya. Isi buahnya mirip dengan buah manggis, terdiri dari 2 hingga 5 butir dalam satu buah. Rasa buahnya manis-manis asam.
Sayangnya, sama seperti tanaman buah jamblang, lobi-lobi, atau buni, kecapi juga termasuk tanaman buah yang mulai langka. Tidak banyak orang tertarik untuk membudidayakan pohon buah ini. Padahal, dari buah hingga bagian pohonnya, kecapi memiliki banyak sekali manfaat. Kayunya dapat dijadikan bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan rumah tangga.
Kecapi juga dapat digunakan sebagai obat. Rebusan daunnya berguna sebagai obat penurun demam. Serbuk kulit batangnya digunakan sebagai obat penyakit cacing gelang. Lalu, akarnya untuk obat kembung, sakit perut, meredakan kekejangan dan diare. Siapa sangka buah yang tergolong langka ini memiliki banyak khasiat. Kami menanam dua buah pohon kecapi disekitar area pekarangan Rumah Perubahan. Belum lama ini, kami sempat panen buah kecapi dari dua pohon yang kami tanam. Kami sengaja membudidayakan pohon kecapi agar pohon ini bisa terus ada dan bisa dinikmati anak cucu kita kelak. Kalau kami telah berubah untuk lebih perduli pada keanekaragaman hayati Indonesia yang mulai langka, dengan cara membudidayakannya, bagaimana dengan Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar